SlideShow

0

Up date Info

Persahabatan Buaya dan Manusia


Kalau dalam cerita Babad Tanah Jawi, Jaka Tingkir yang bergelar Raden Adiwijaya berhasil mengalahkan buaya-buaya dalam pertempuran sengit di sebuah sungai, Chito, nelayan asal Costa Rica ini tidak kalah hebat.Buaya bernama Pocho sepanjang 5,18 m (17 kaki) setiap hari harus digauli, digelutinya. Pria usia 52 tahun ini mesti bergulat dengan buaya seberat 444 kilogram hanya untuk memberi cinta. “Pocho adalah teman baikku. Ini merupakan permainan rutin yang berbahaya, tetapi semua ini demi meningkatkan hubungan kami. Dia akan memandang mataku dan tak akan menyerangku. Tentu ini bakal berbahaya bagi orang lain. Ini hanya untuk kami berdua,” jelas Chito.

Chito mulai berteman dengan Pocho setelah buaya ini ditemukan terluka akibat tembakan seorang petani di Sungai Parismina di negara bagian Amerika Tengah 20 tahun lalu. Dia tertembak di sebelah kiri matanya dan nyaris mati.
Namun Chito berhasil menyelamatkannya dan memasukkannya ke perahunya. “Saat kutemukan, Pocho sedang sekarat, aku membawanya langsung ke rumah. Saat itu kira-kira 68 kilogram beratnya. Saya beri dia ayam dan ikan serta obat selama enam bulan sampai sembuh. Saya juga selalu berada di samping Pocho, tidur dekatnya di malam hari. Saya hanya ingin agar dia merasa bahwa seseorang mencintainya dan tidak menganggap semua manusia jahat.”
Pocho tidak begitu saja dekat dengan Chito. Butuh waktu bertahun-tahun untuk mencapai kedekatan ini dan pelan-pelan. Saat nyaris sembuh, Pocho sempat ditinggalkan di sebuah sungai di dekat rumah Chito. Tapi, Pocho muncul dari air dan mengikuti Chito. “Saya mencintai semua binatang, terutama yang menderita sakit.” jelas Chito.
Saat ini Pocho dan Chito yang bernama asli Gilberto Shedden dan digelari “Tarzan Tico” menjadi tontonan menarik para wisatawan yang ingin melihat atraksi sungai. Keduanya telah menjadi sahabat dan menghibur banyak orang di Costa Ri

 
New Argo Jati Diluncurkan
PT. Kereta Api Indonesia (Persero) meluncurkan rangkaian baru kereta ramah lingkungan pada kereta api (KA) New Argo Jati yang menghubungkan kota Jakarta dan Cirebon, di Stasiun Cirebon, Selasa (3/11). Sehingga saat ini  PT. KAI telah memiliki dua rangkaian KA ramah lingkungan, setelah sebelumnya diluncurkan pada musim angkutan lebaran 2010 yang digunakan pada KA Argo Lawu relasi  Gambir – Solo Balapan. Kereta ramah lingkungan ini memiliki sistem sanitasi dan pembuangan akhir yang mengolah kotoran menjadi cairan jernih yang tidak mengganggu lingkungan.
Rangkaian kereta New Argo Jati memiliki 6 kereta eksekutif, 1 kereta restorasi (makan) dan 1 kereta pembangkit dengan kapasitas 300 tempat duduk, menggantikan rangkaian KA Argo Jati yang selama ini melayani masyarakat Cirebon dan sekitarnya menuju Jakarta dan sebaliknya. Fasilitas yang dimiliki oleh kereta baru ini sangat memanjakan penumpang, dikarenakan selain adanya pendingin udara yang lebih baik, juga terdapat fasilitas lainnya.
Masing-masing kereta dilengkapi dengan informasi petunjuk urutan kereta secara digital. Terdapat pula running text, yang dapat mengetahui kecepatan KA, Stasiun serta tanda waktu. Disediakan bagasi barang yang tertutup layaknya di pesawat terbang. Dan juga ruang bagasi yang luas di ujung kereta guna menyimpan barang-barang yang lebih besar.
Mata penumpang pun dimanjakan oleh tayangan audio video dan TV flat dengan gambar serta suara lebih jernih. Di masing-masing kursi penumpang yang nyaman sesuai ergonomis dan dapat diputar, pada bagian atasnya terdapat lampu baca dan penerangan yang dapat diatur oleh penumpang. Sumber listrik untuk mengisi ulang baterai laptop atau pun handphone juga ada.
Jendela penumpang dimodifikasi minimalis dilengkapi dengan tirai tarik, sehingga penumpang merasa lebih terjaga privasinya. Bagi penumpang yang ingin merokok, telah disediakan ruangan khusus di kereta restorasi. Namun, di bordes pun bisa digunakan untuk merokok dan disana telah disediakan kursi kecil sebagai tempat duduk.
Toilet yang tersedia di kereta ini pun tidak kalah nyamannya dengan ruang yang lebih luas. Dan yang paling menarik di rangkaian kereta ini, yaitu adanya fasilitas jaringan wifi yang berada di kereta makan. Yang memungkinkan penumpang untuk mengakses internet selama perjalanan.